Selasa, 26 Agustus 2008
Tilang??? No Way
sampai di perempatan soto bangkong dengan santainya gue belok kanan arah ke smp 2, akan tetapi sodara2 perasaan gue kagak enak napa yach?*(masih jalan dengan santainya tanpa dosa)* tiba2 mak bedunduk prrriiiiiiiiittttttttttttttttttttt.......................... polisi berhelm di pos sambil nunjuk2 gue, gue masih diem aja,
polisi : hey, kamu....!
gw :*nengok kebelakang*
polisi : wey motor biru! sini kamu!
gw: *nyengir kuda*
polisi : ke pos dulu
gw : siap pak
polisi : slamat pagi pak.
gw : pagi pak *dalam ati : slamat pagi bu slamat pagi semua*
polisi : bisa lihat surat2nya
gw : *belagak bego* emmm............ surat apa ya pak kebetulan saya bawa banyak ada smp 2 ada sd 2 dan masih banyak lagi yang lainya.
polisi :*matanya melotot*
gw : *woooouuuu takuuut*
polisi : sim & stnk
gw : ada pak
polisi : bloom pernah ketilang yach
gw : baru 3 kali pak
polisi : kok bersih simnya
gw :*nyengir curut*(abis ke tilang gw cuci pake sunlight di campur debu 7X)heheheheheh...
polisi : kamu tau salahnya apa
gw : *pasang wajah bego sambil geleng2 pala*
polisi : tilang yach?
gw : jangan pak........
polisi : trus maunya apa?
gw : ya gak diapa-pain alias bebas, lagi bokek pak
polisi : enak aja
gw : ya udah ijin melanggar pak.....ni da 5000
polisi :*gantian nyengir kambing*mo kemana kamu?
gw :*pasang jebakan(kayak tikus aja)wajah melas* mo nganter dokumen kantor pak..
polisi : emang kerja dimana?!
gw : *hahahahahahahahahaa.. kena deh* di lespi pak!
polisi : apa (sambil tereak)!!! lesbiii....
gw : lespi pake P
polisi : apaan tuh?*penuuh selidik sambil micingkan matanya yang belok*
gw : *nerangkan arti lespi pake bahasa planet brontosaurus*pak polisi manggut2 kayak anjing laut mo kawin(emang udah pernah liat)
polisi : wartawan yachh....*suaranya lembut kayak sutra yang abis di kasih molto*
gw :enggak pak
polisi : lain kali jangan di ulang yachh...
gw :*tersenyum kemenangan* oke pak
akhirnya gue bebas*sambil nyanyi lagunya bang rhoma : bebas aku bebas dari pos polisi bebas sekarang bebas*
pengen tahu rahasianya datang ke rumah gue dan jangan lupa bawa gula kopi yach......
Jumat, 22 Agustus 2008
Namaku Farras

Selasa, 05 Agustus 2008
P A L E S T I N A

palestina...............
negeri para rasul dan para nabi
tempat suci umat yahudi nasrani dan umat islam
jadi tanah perkumpulan semua agama samawi
tapi kini nasib mu
sangat menyedihkan
bumi mu panas tersiram darah
penuh pembantaian dan penculikan
wanita dan anak-anak yang tak berdosa
menjadi korban ganasnya perang
hampir punah
ooooohhhh............ palestina
damailah wahai umat yahudi
ingatlah petunjuk Allah dalam kitab suci Taurat
damailah wahai umat Nasrani
ingatlah petunjuk Allah dalam kitab suci Injil
damailah wahai umat Islam
ingatlah petunjuk Allah dalam Quran
kembali lah pada yang maha Esa
Dunia jangan adu domba palestina
bantulah perdamian palestina
DAMAILAH.......................
Jumat, 01 Agustus 2008
Maaf
dan tiba-tiba ponsie bergetar ada pesan masuk, mungkin dari sweat heart,ato dari yang laen, ternyata dari seberang hutan karet lereng gunung bagian barat kirim sms (heran kok sinyal sampe sana juga yach......) dan pesan singkat itu berbunyi " satu bulan lewat kado belum datang, udah dikirim blooom?"
waduuh .......... sudah mulai kena neh penyakit pdip (penurunan daya ingat alias pikun hehehehehe.......) kado apaan yachh......... sambil memutar otak dan jalan-jaln ke kampung seni nyari inspirasi aku pernah janji apaan yach ..........akhirnya kegundahan hatiku ketemu
iya sebuah kado ultah sobatku yang terlupakan, maafkan kata yang tlah terucap akan kuhapus jika ku mampu andai ku dapat menyakinkan mu ku beri kadomu, masih ada kah separuh janjiku yang ku bisikan hanya padamu dan kuaharap engaku masih menginggatnya andai ku dapat memutar waktu kadomu lebih cepat ku beri ......................
hanya sepatah kata itu sobat yang dapat aku ucapkan untuk kegundahan hatiku ini yaaacchhhh... cuman itu.
Senin, 14 Juli 2008
Renungkanlah
Minggu, 13 Juli 2008
Mati Surinya Politik Perempuan dalam Kenaikan Harga BBM

Memang ironis, dua menteri perempuan di bidang ekonomi kabinet, yakni Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan) dan Mari Elka Pangestu (Menteri Perdagangan) adalah salah satu yang terkait dalam pengambil kebijakan naiknya bahan bakar minyak (BBM) kali ketiga dalam pemerintahan SBY-JK.
Sepertinya dua menteri ekonomi kabinet pemerintahan SBY-JK itu kurang memiliki kepekaan jender terhadap nasib kemiskinan perempuan akibat pencabutan subsidi. Program neoliberalisasi ekonomi, di antaranya pengurangan subsidi di berbagai sektor, termasuk BBM, yang berimbas kepada kenaikan harga kebutuhan pokok dan lainnya, seperti biaya pendidikan, kesehatan, kebutuhan sehari-hari, akan membuat nasib perempuan semakin terpuruk.
Sementara itu para perempuan yang duduk di kursi legislatif terlihat tak berbuat banyak. Suara-suara mereka terdengar ’sumbang’ menyuarakan penolakan pengurangan atau pencabutan subsidi yang terus-menerus dilakukan pemerintah, terutama dalam kenaikan harga BBM.
LSM perempuan, gerakan mahasiswa, dan elemen masyarakat lainnya, berdemonstrasi di bawah sengatan matahari untuk terus menolak kebijakan ini. Walaupun mereka harus mengalami kekerasan dari aparat yang bertindak represif.
Derita Perempuan
Keputusan pemerintah ini sepertinya tak berkaca dari masa lalu. Sebuah keputusan yang membuat perbaikan nasib perempuan semakin jauh dari harapan.
Pascakenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005, Program Pembangunan PBB (UNDP) memperkirakan 65 juta penduduk miskin dari 220 juta lebih penduduk. Dari penduduk miskin tersebut, hampir separuh lebih adalah perempuan. Dan pascakenaikan harga BBM per 24 Mei 2008 bisa dipastikan akan semakin meningkatkan angka komunitas kemiskinan.
Maka, kaum perempuanlah yang paling menderita dalam kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM, akan memantik lonjakan inflasi, memperlemah daya beli rakyat yang sekaligus menurunkan daya beli perempuan untuk memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga, serta menaikkan angka pengangguran terutama dari kalangan perempuan.
Kebijakan kenaikan harga BBM, bagi kaum perempuan seperti memeluk gunung dalam menuntut hak-hak mereka. Seperti hak memperoleh layanan kualitas kesehatan maksimum, hak terlindungi dari praktik kekerasan, hak menerima upah layak, dan terpenuhinya standar hidup layak.
Kenaikan BBM hanya akan semakin menyulitkan ibu rumah tangga dalam mengelola keuangan rumah tangga. Keadaan yang memaksa mereka harus berhemat secara luar biasa. Tak peduli hal itu bisa menurunkan kualitas hidup dan gizi keluarga. Seperti mengganti beras dengan nasi aking, susu formula dengan air tajin, dan lainnya. Tidak mengherankan bermunculan berbagai penyakit akibat kurang gizi kian mudah didapati. Kesejahteraan keluarga hanya di ujung mimpi belaka.
Yang lebih mengkhawatirkan, keadaan ini dapat memicu peningkatan angka kekerasan dalam rumah tangga di berbagai daerah probabilitas terbesar ada di dalam keluarga miskin. Sebab kesulitan ekonomi yang luar biasa menyebabkan para suami terkena dampak stres psikologis yang berujung pada praktik kekerasan terhadap istri/perempuan.
Selain itu, statistik tahun 2002 saja, menunjukkan jumlah perempuan kepala rumah tangga adalah 13,4 persen dai total rumah tangga di Indonesia, atau sekitar enam juta kepala keluarga. Separuh dari jumlah perempuan kepala tersebut sangat miskin dan tidak bisa baca tulis. Maka, apa yang bisa mereka lakukan untuk dapat menghidupi keluarga pascakenaikan harga BBM.
Mati Surinya Politik Perempuan
Nasib perempuan pascakenaikan BBM seperti itu, dapat disebut saat ini politik perempuan tengah mati suri. Sebab keberadaan perempuan di eksekutif maupun legislatif sepertinya belum bisa berbuat banyak dalam menahan pemerintah menaikkan harga BBM, terutama dalam pemenuhan hak-hak dan peningkatan kesejahteraan maksimum bagi perempuan.
Perpolitikan dewasa ini masih kuat didominasi politik laki-laki. Dua orang menteri perempuan dalam kabinet pemerintahan SBY-JK di bidang ekonomi, misalnya, hanyalah ’lip service’ belaka. Sebuah keterwakilan perempuan yang semu.
Selain itu kebijakan ini merupakan keputusan politik yang menyudutkan nilai, kepentingan, aspirasi dan nasib perempuan yang merupakan lebih dari separuh penduduk negeri ini. Walaupun katanya keputusan menaikkan harga BBM ini harus mengorbankan popularitas, demi menyelamatkan APBN.
Padahal dalam demokrasi tidak hanya representasi warga atau kelompok dalam arena pengambilan keputusan yang harus diperlukan. Tapi harus juga mempertimbangkan aspirasi atau kepentingan kelompok tersebut di dalam proses pembuatan keputusan tersebut.
Dan hal ini tak tercermin dalam kebijakan pemerintah SBY-JK dalam menaikkan harga BBM. Aspirasi LSM perempuan, para ibu rumah tangga, mahasiswa, dan elemen masyarakat lainnya tak digubris sama sekali. Tak peduli keputusan ini merupakan kebijakan politik-ekonomi yang mendegradasikan kualitas hidup kaum perempuan dan keluarganya
Menghadapi kebijakan neoliberalisasi ekonomi pemerintahan SBY-JK, yang salah satunya adalah pengurangan subsidi di berbagai sektor, yang tidak mungkin akan terus berlanjut di masa datang, gerakan perempuan bersama komunitas mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya untuk menolak kebijakan pengurangan subsidi tersebut.
Untuk itu diperlukan komitmen kuat kaum perempuan yang duduk di DPR, pemerintahan, LSM, dan lainnya bersatu dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat dan perempuan. Dan memperbesar keterwakilan perempuan di lembaga legislatif sampai 30 persen pada pemilu 2009 dan lebih banyak lagi berkiprah di lembaga eksekutif. Tanpa itu kesejahteraan rakyat dan perempuan akan terus terpinggirkan sampai kapan pun. Politik perempuan pun selamanya akan mati suri.
Haris Halimi
Aktif di Lembaga Studi Pers dan Informasi (LeSPI) Semarang
Kamis, 10 Juli 2008
capek dehhhh

Apa aku harus bersumpah serapah kepada Tuhan dan mengatakan "Tuhan.... kamu ingin hamba yang bagaimana? kau suruh aku berusaha aku sudah berusaha tapi tak kau kasih, kau suruh aku sebut namamu, aku sudah sebut tapi tak kau hiraukan?
apakah hambamu ini tidak boleh berputus asa dan mengatakan "aduh bung capek deeeh"